Minggu, 03 Maret 2013

Antara si Lucu atau si Tajir (cerpen)




            Irna hanya terdiam di kelasnya. Sedari tadi pagi dia tak terlihat bersemangat. Tidak seperti biasanya, irna yang paling cerewet di kelas hanya bisa terduduk diam membaca komik ‘The Impecable Twins Volume 5’ kesukaanya yang masih belum sempat dia selesaikan membacanya.
            “ir.. irna!” teriak teman-temanya.
            Namun irna tak menoleh. Dia tetap focus dengan komiknya.
            Rina, elvi dan santi pun menghampirinya. Dan elvi kaget saat dia melihat ke arah telinga irna. Elvi langsung mencabut headset yang terpasang di telinga irna.
            “pantas saja dia tidak mendengar. Karena ini.” Sambil menggantungkan headset irna di  telinganya. Irna yang merasa terganggu pun mulai berbicara.
            “kalian apa-apaan sih? Ganggu banget tau gak!” kata irna. “kalian kenapa sih?” lanjutnya.
            “kita gak kenapa-napa, tapi kamu yang kenapa-napa.” Kata rina.
            “iya.” Ujar santi.
            “kalau kau sedang mikirin kedua cowo itu. Lalu kau harus begini terus. Galau kamu itu gak keliatan enak banget deh!” kata elvi.
            “kau pikir makanan apa, disebut gak enak.” Sahut irna.
            “namanya juga orang galau vi. Ya gini, sinis selalu!” ejek rina pada kedua temanya.
            “ih.. ir. Kau itu harusya beruntung ada cowo yang cinta banget sama kamu. Apalagi ada dua lagi. Yang satu smart, lucu terus yang satunya lagi tajir, ganteng lagi. Tinggal kamu pilih aja.” Kata santi.
            “kau pikir memilih itu mudah apa? Aku sekarang sedang gak enak badan . aku mau pulang aja.” Irna membawa tasnya dan pergi keluar kelasnya untuk pulang. Padahal masih ada dua pelajaran lagi yang harus dia ikuti.
            “aku nganter irna aja ya!” teriak rina kepada elvi dan santi saat ia berlari keluar mengejar irna.
            Elvi dan rina pun duduk di bangkunya.
            “aku gak suka kalau liat irna terus begini         !” kata elvi.
            “dia Cuma tinggal memilih aja antara candra dan dino. Yang terbaik Cuma dia yang tau.” Ujar santi.
            Candra dan Dino memang sama-sama menyukai irna. Dan mereka berdua mempunyai kelebihan masing-masing. Candra, orang yang smart tapi juga telihat konyol dan lucu. Kadang candra yang selalu membuat irna tertawa saaat sedih. Candra sangat begitu perhatian kepada irna yang begitu disayanginya.
            Lalu dino, anak idola satu sekolah yang cakep, ganteng, cute dan tajir pula. Pokoknya dia perfect sekali. Siapa coba yang gak suka sama cowo se-perfect dino?
            Dan mereka berdua membuat irna galau saat kedua-duanya sama-sama menyatakan cintanya kepada irna. Sehingga irna pun menjadi seperti ini, sikap dengan penuh kegundahan hati.
            Keesokan harinya disekolah, irna betul-betul tidak sekolah. Dia sakit. Awalnya rina, elvi dan santi menganggap kalau irna hanya galau sja. Ternyata tidak. Dia benar-benar sakit. Saat waktu istirahat, elvi bertemu dengan candra.
            “kemana irna? Dari tadi kok aku belum lihat dia ya?” tanya candra.
            “dia sakit. Jadi gak sekolah.” Jawab elvi.
            “apa? Sakit? Sakit apa dia? Apa dia baik-baik saja? Dia ada di rumah atau di RS? Atau jangan-jangan gara-gara dia gak makan lagi? Dia kan selalu gak mau makan. Jadinya dia sakit deh. Iya kan?” tanya candra dengan semua kekhawatiranya.
            “kau ini bertanya apa mau bikin puisi? Terus-terusan aja ngomong. Yakin deh kalau kamu jadi wartawan, gak akan pernah diterima kerja.” Kata elvi.
            “ya, namanya juga khawatir.”
            “tapi gak segitunya juga kali.”
            “ya..maaaf. wajar kan?”
            “iya deh iya.. kalo kamu ngerasa khawatir gimana kalau pulang sekolah kita jenguk irna?” ajak elvi.
            “iya tuh.. boleh-boleh.” Candra pun langsung pergi dengan persaan bahagia.
            “girang banget dia?” elvi keanehan melihat sikap candra.
            Di kantin, rina dan santi sedang makan berdua sambel mengobrol-ngobrol.tak lama dino menghampiri mereka berdua.
            “hei.. irna nya mana?” tanya dino.
            “hei juga. Hmm.. kebetulan irnanya gak sekolah. Dia sakit.” Kata santi.
            “sakit? Sakit apa?” tanya dino terkejut.
            “kami juga kurang tau sih. Niatnya nanti pulang sekolah kami baru mau ngejenguk irna.” Kata rina.
            “kau ikut saja!” ajak santi.
            “hmm..maunya sih gitu. Tapi sekarang ada acara nih. Hmm.. sorry banget deh. Oh iya.. titip salam aja buat irna semoga cepat sembuh.” Kata dino.
            “okelah.. sip.” Kata rina.
            “hmm.. aku titip ini juga ya buat irna.” Kata dino.
            Irna dan snati terlihat terkejut saat melihat sesuatu yang disodorkan dino yang sengaja ditipkan untuk irna.
            Sepulang sekolah elvi, rina dan santi sudah ersiap-siap untuk pergi ke rumah irna. Saat diperjalanan.
            “eh.. tunggu. Kau bilang candra mau ikut. Mana dia?” tanya santi.
            “katanya dia ada urusan dulu sama tugasnya. Nanti dia nyusul!” kata elvi.
            “oh.. ya sudah kalau begitu.” Jawab santi.
            Sesampainya di rumah irna. Ibunya irna pun mempersilahkan elvi, rina dan santi untuk masuk. Mereka pun pergi menuju kamar irna. Di kamar irna, irna hanya terbaring di atas ranjangnya.
            “yang galau sampai segininya.” Ejek rina sambil tertawa.
            “sudah deh ngejeknya.” Kata irna.
            “hmm.. kedua pangeranmu itu sudah pada khawatir saat dengar kamu sakit.” Kata elvi.
            “hmm.. tau ah.” Kata irna.
            “eh.. iya. Nih, ada titipan dari dino.”kata santi sambil menyodorkan coklat dan ATM .
            “ATM? Kalian nyuri dari dino?” irna terkejut.
            “hush.. kau ini. Ngapain juga kita nyuri. Kan ini dari dino sendiri.” Kata santi.
            “iya. Katanya ATM ini buat kamu seneng-seneng kalau sudah sembuh nanti. Biar kamu semangat lagi. Maaf katanya dia gak bisa ngejenguk kamu. Tapi, dia titip salam buatmu. Semoga cepet sembuh.” Kata rina.
            “liat kan? Dino sampai segitunya karena begitu kawatirnya sama kamu.” Kata elvi.
            “dia baik ya!” kata irna sambil tersenyum.
            “dia merelakan apa saja yang dia punya untukkmu.” Katanya lagi.
            Tak lama datang candra ke rumah irna.
            “hai irna.. kau baik-baik saja kan?” tanya candra.
            “candra?” irna terkejut.                                                   
            “ia, candra. C-A-N-D-R-A!” sambil mengeja namanya. “kau bukan sakit hilang ingatan kan?” tanya candra.
            “kau ini.” Irna tertawa. “kalaupun aku hilang ingatan. Aku akan ngelempar gelas ke kamu karna tiba-tiba masuk kamar cewe. Dikira maling kamu ma kau.” Kata irna.
            “gak begitu juga kali.” Kata candra.
            “iya tuh ir, kau tahu. Saking khawatirnya dia. Dia nanya sampai gak ada titik komanya. Gak tau napasnya gimana tuh?” ejek elvi.
            “haha.. vi, pantasnya dia masuk world Record. Karena pemecah rekor bertanya terbanyak dalam  sekali bicara.” Tambah santi.
            “apa aja deh.” Ujar candra.
            Irna pun tertawa melihat sikap candra yang lucu.
            “eh ketawa. Lucu deh kalau ketawa.” Kata candra ke irna.
            “apaan sih kamu?” jawab irna.
            Irna terasa bahagia saat datang teman-temanya. Apalagi ketika kedatangan candra yang mmbuat irna tertawa. Setelah mereka pulang irna pu melamun sendiri menatap coklat dan ATM yang dikasih oleh dino. Lalu irna pun mulai berpikir untuk tidak membuat dino dan candra menggantungdengan jawaban atas pernyataan cinta mereka berdua. Bagaimanapun dia harus memilih. Tak mungkin dia membiarkan kedua cowo itu menunggu ketidakpastian ini terlalu lama.
            Candra, candra ornag yang sangat perhatian. Dia rela untuk menjenguknya, padahal dia sedang banyak tugas di sekolah. Tapi dengan perhatiannya, irna sangat bahagia kareanya.
            Dino, sangat baik. Dia merelakan apapun asalkan melihat irna bahagia. Bahkan, dino memberi irna ATM untuk di prgunakanya pribadi.
            Irna sangat kebingungan pada saat itu. Namun, dia telah menentukan pilihan. Diapun mengambil  HandPhonenya dan mengirm sms.
            “... besok, aku akan jawab. Janji ...”
            Sms itu pun dikirimkan.
            Keesokan harinya irna pun sekolah. Dia pun membicarakan pilihanya kepada teman-temannya. Ketiga temannya pun terkejut akan piihan irna. Juga alasanya. Tapi itu adalah kebahagiaan irna. Itu adalah pilihanya.
            Irna pun menemui dino. Dino begitu sangat bahagia saat bertemu dengan irna. Irna pun mulai bicara.
            “kau sudah baik-baik sja?” tanya dino.
            “aku sudah baik.” Jawab irna.
            Syukurlah kalau begitu.” Balasnya.
            “dino aku mau bicara soal ini padamu.” Irna pun memberikan coklat dan ATM yang diberikan dino padanya.
            “apa maksudnya? Kok di kemabalikan?” tanya dino.
            “din, kau sebenarnya adlah orang yang baik. Namun, kau terlalu baik untukku. Apalagi untuk ATM ini. Aku tak punya hak untuk ini. Jadi maaf.” Kata irna.
            “jadi, artinya kau menolakku?” tanya dino.
            Irna pun tersenyum lalu irna pun berdiri. dan dino pun juga berdiri.
            “ir, tapi setidaknya kau menerima coklat ini.” Dino memberikan coklatnya. “kita masih bisa bertemen kan?” tanya dino.
            Irna pun menerima coklat itu. “kau memang orang yang baik dino!” kata irna.
            Lalu irna pun menemui candra. Candra yang sedang berada di perpustakaan pun melihat kehadiran irna. Candra pun mengajak irna ke dalam perpustakaan.
            “aku senang liat kamu masuk sekolah lagi.” Ujar candra.
            “aku mau bertanya padamu?” kata irna.
            “tanya apa? Bicara aja!” kata candra.
            “apa kau benar suka padaku?”
            “tentunya ir, aku suka sama kamu. Banget malah.” Candra pun bertanya. “memangnya kenapa?”
            “aku beruntung bisa dekat denganmu.” Kata irna sambil tersenyum.
            “maksudnya?” tanya candra.
            “aku juga suka sama kamu.” Jawab irna.
            “serius?” candra berteriak di dalam perpustakaan. Seketika semua orang yang berada di dalam menatap candra keanehan. Candra pun meminta maaf. Irna pun tertawa saat melihat perilaku candra.
            “sudah. Duduk saja.” Kata irna.
            “artinya kamu menerima aku?” tanya candra lagi yang masih penasaran.
            “iya.” Kata irna.
            Ada beberapa alasan mengapa irna akhirnya memilih candra menjadi pacarnya. Candra merupakan orang yang sangat begitu perhatian. Dia rela meluangkan waktunya yang sibuk untuk menjeguknya. Selain itu karena candra selalu membuatnya bahagia dan tertawa. Sehingga dia selalu tampak bahagia bersama candra.
            Berbeda dengan dino. Yang memberikan perhatiannya dengan semua yang dia punya. Dan karna hal itu, irna akn selalu merasa berhutang budi akan semua yang di kasih dino. Dino terlalu baik untuk hal itu.
            Apapun alasanya.irna sudah memilih. Dan itu adalah candra.
            “kenapa kau menerimaku?” tanya candra.
            “karena sikap kamu. Tetaplah menjadi candra yang ku kenal saat ini.” Kata irna tersenyum. Candra pun membalas senyuman irna.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar