Irna hanya terdiam di kelasnya.
Sedari tadi pagi dia tak terlihat bersemangat. Tidak seperti biasanya, irna
yang paling cerewet di kelas hanya bisa terduduk diam membaca komik ‘The
Impecable Twins Volume 5’ kesukaanya yang masih belum sempat dia selesaikan
membacanya.
“ir.. irna!” teriak teman-temanya.
Namun irna tak menoleh. Dia tetap
focus dengan komiknya.
Rina, elvi dan santi pun
menghampirinya. Dan elvi kaget saat dia melihat ke arah telinga irna. Elvi
langsung mencabut headset yang terpasang di telinga irna.
“pantas saja dia tidak mendengar.
Karena ini.” Sambil menggantungkan headset irna di telinganya. Irna yang merasa terganggu pun
mulai berbicara.
“kalian apa-apaan sih? Ganggu banget
tau gak!” kata irna. “kalian kenapa sih?” lanjutnya.
“kita gak kenapa-napa, tapi kamu
yang kenapa-napa.” Kata rina.
“iya.” Ujar santi.
“kalau kau sedang mikirin kedua cowo
itu. Lalu kau harus begini terus. Galau kamu itu gak keliatan enak banget deh!”
kata elvi.
“kau pikir makanan apa, disebut gak
enak.” Sahut irna.
“namanya juga orang galau vi. Ya
gini, sinis selalu!” ejek rina pada kedua temanya.
“ih.. ir. Kau itu harusya beruntung
ada cowo yang cinta banget sama kamu. Apalagi ada dua lagi. Yang satu smart,
lucu terus yang satunya lagi tajir, ganteng lagi. Tinggal kamu pilih aja.” Kata
santi.
“kau pikir memilih itu mudah apa?
Aku sekarang sedang gak enak badan . aku mau pulang aja.” Irna membawa tasnya
dan pergi keluar kelasnya untuk pulang. Padahal masih ada dua pelajaran lagi
yang harus dia ikuti.
“aku nganter irna aja ya!” teriak
rina kepada elvi dan santi saat ia berlari keluar mengejar irna.
Elvi dan rina pun duduk di
bangkunya.
“aku gak suka kalau liat irna terus
begini !” kata elvi.
“dia Cuma tinggal memilih aja antara
candra dan dino. Yang terbaik Cuma dia yang tau.” Ujar santi.
Candra dan Dino memang sama-sama
menyukai irna. Dan mereka berdua mempunyai kelebihan masing-masing. Candra,
orang yang smart tapi juga telihat konyol dan lucu. Kadang candra yang selalu
membuat irna tertawa saaat sedih. Candra sangat begitu perhatian kepada irna
yang begitu disayanginya.
Lalu dino, anak idola satu sekolah
yang cakep, ganteng, cute dan tajir pula. Pokoknya dia perfect sekali. Siapa
coba yang gak suka sama cowo se-perfect dino?
Dan mereka berdua membuat irna galau
saat kedua-duanya sama-sama menyatakan cintanya kepada irna. Sehingga irna pun
menjadi seperti ini, sikap dengan penuh kegundahan hati.
Keesokan harinya disekolah, irna
betul-betul tidak sekolah. Dia sakit. Awalnya rina, elvi dan santi menganggap
kalau irna hanya galau sja. Ternyata tidak. Dia benar-benar sakit. Saat waktu
istirahat, elvi bertemu dengan candra.
“kemana irna? Dari tadi kok aku
belum lihat dia ya?” tanya candra.
“dia sakit. Jadi gak sekolah.” Jawab
elvi.
“apa? Sakit? Sakit apa dia? Apa dia
baik-baik saja? Dia ada di rumah atau di RS? Atau jangan-jangan gara-gara dia
gak makan lagi? Dia kan selalu gak mau makan. Jadinya dia sakit deh. Iya kan?”
tanya candra dengan semua kekhawatiranya.
“kau ini bertanya apa mau bikin
puisi? Terus-terusan aja ngomong. Yakin deh kalau kamu jadi wartawan, gak akan
pernah diterima kerja.” Kata elvi.
“ya, namanya juga khawatir.”
“tapi gak segitunya juga kali.”
“ya..maaaf. wajar kan?”
“iya deh iya.. kalo kamu ngerasa khawatir
gimana kalau pulang sekolah kita jenguk irna?” ajak elvi.
“iya tuh.. boleh-boleh.” Candra pun
langsung pergi dengan persaan bahagia.
“girang banget dia?” elvi keanehan
melihat sikap candra.
Di kantin, rina dan santi sedang
makan berdua sambel mengobrol-ngobrol.tak lama dino menghampiri mereka berdua.
“hei.. irna nya mana?” tanya dino.
“hei juga. Hmm.. kebetulan irnanya
gak sekolah. Dia sakit.” Kata santi.
“sakit? Sakit apa?” tanya dino
terkejut.
“kami juga kurang tau sih. Niatnya
nanti pulang sekolah kami baru mau ngejenguk irna.” Kata rina.
“kau ikut saja!” ajak santi.
“hmm..maunya sih gitu. Tapi sekarang
ada acara nih. Hmm.. sorry banget deh. Oh iya.. titip salam aja buat irna
semoga cepat sembuh.” Kata dino.
“okelah.. sip.” Kata rina.
“hmm.. aku titip ini juga ya buat
irna.” Kata dino.
Irna dan snati terlihat terkejut
saat melihat sesuatu yang disodorkan dino yang sengaja ditipkan untuk irna.
Sepulang sekolah elvi, rina dan
santi sudah ersiap-siap untuk pergi ke rumah irna. Saat diperjalanan.
“eh.. tunggu. Kau bilang candra mau
ikut. Mana dia?” tanya santi.
“katanya dia ada urusan dulu sama
tugasnya. Nanti dia nyusul!” kata elvi.
“oh.. ya sudah kalau begitu.” Jawab
santi.
Sesampainya di rumah irna. Ibunya
irna pun mempersilahkan elvi, rina dan santi untuk masuk. Mereka pun pergi
menuju kamar irna. Di kamar irna, irna hanya terbaring di atas ranjangnya.
“yang galau sampai segininya.” Ejek
rina sambil tertawa.
“sudah deh ngejeknya.” Kata irna.
“hmm.. kedua pangeranmu itu sudah
pada khawatir saat dengar kamu sakit.” Kata elvi.
“hmm.. tau ah.” Kata irna.
“eh.. iya. Nih, ada titipan dari
dino.”kata santi sambil menyodorkan coklat dan ATM .
“ATM? Kalian nyuri dari dino?” irna
terkejut.
“hush.. kau ini. Ngapain juga kita
nyuri. Kan ini dari dino sendiri.” Kata santi.
“iya. Katanya ATM ini buat kamu
seneng-seneng kalau sudah sembuh nanti. Biar kamu semangat lagi. Maaf katanya
dia gak bisa ngejenguk kamu. Tapi, dia titip salam buatmu. Semoga cepet
sembuh.” Kata rina.
“liat kan? Dino sampai segitunya
karena begitu kawatirnya sama kamu.” Kata elvi.
“dia baik ya!” kata irna sambil
tersenyum.
“dia merelakan apa saja yang dia
punya untukkmu.” Katanya lagi.
Tak lama datang candra ke rumah
irna.
“hai irna.. kau baik-baik saja kan?”
tanya candra.
“candra?”
irna terkejut.
“ia, candra. C-A-N-D-R-A!” sambil
mengeja namanya. “kau bukan sakit hilang ingatan kan?” tanya candra.
“kau ini.” Irna tertawa. “kalaupun
aku hilang ingatan. Aku akan ngelempar gelas ke kamu karna tiba-tiba masuk
kamar cewe. Dikira maling kamu ma kau.” Kata irna.
“gak begitu juga kali.” Kata candra.
“iya tuh ir, kau tahu. Saking
khawatirnya dia. Dia nanya sampai gak ada titik komanya. Gak tau napasnya
gimana tuh?” ejek elvi.
“haha.. vi, pantasnya dia masuk
world Record. Karena pemecah rekor bertanya terbanyak dalam sekali bicara.” Tambah santi.
“apa aja deh.” Ujar candra.
Irna pun tertawa melihat sikap
candra yang lucu.
“eh ketawa. Lucu deh kalau ketawa.”
Kata candra ke irna.
“apaan sih kamu?” jawab irna.
Irna terasa bahagia saat datang
teman-temanya. Apalagi ketika kedatangan candra yang mmbuat irna tertawa.
Setelah mereka pulang irna pu melamun sendiri menatap coklat dan ATM yang
dikasih oleh dino. Lalu irna pun mulai berpikir untuk tidak membuat dino dan
candra menggantungdengan jawaban atas pernyataan cinta mereka berdua.
Bagaimanapun dia harus memilih. Tak mungkin dia membiarkan kedua cowo itu
menunggu ketidakpastian ini terlalu lama.
Candra, candra ornag yang sangat
perhatian. Dia rela untuk menjenguknya, padahal dia sedang banyak tugas di
sekolah. Tapi dengan perhatiannya, irna sangat bahagia kareanya.
Dino, sangat baik. Dia merelakan
apapun asalkan melihat irna bahagia. Bahkan, dino memberi irna ATM untuk di
prgunakanya pribadi.
Irna sangat kebingungan pada saat
itu. Namun, dia telah menentukan pilihan. Diapun mengambil HandPhonenya dan mengirm sms.
“...
besok, aku akan jawab. Janji ...”
Sms itu pun dikirimkan.
Keesokan harinya irna pun sekolah.
Dia pun membicarakan pilihanya kepada teman-temannya. Ketiga temannya pun
terkejut akan piihan irna. Juga alasanya. Tapi itu adalah kebahagiaan irna. Itu
adalah pilihanya.
Irna pun menemui dino. Dino begitu
sangat bahagia saat bertemu dengan irna. Irna pun mulai bicara.
“kau sudah baik-baik sja?” tanya
dino.
“aku sudah baik.” Jawab irna.
Syukurlah kalau begitu.” Balasnya.
“dino aku mau bicara soal ini
padamu.” Irna pun memberikan coklat dan ATM yang diberikan dino padanya.
“apa maksudnya? Kok di kemabalikan?”
tanya dino.
“din, kau sebenarnya adlah orang yang
baik. Namun, kau terlalu baik untukku. Apalagi untuk ATM ini. Aku tak punya hak
untuk ini. Jadi maaf.” Kata irna.
“jadi, artinya kau menolakku?” tanya
dino.
Irna pun tersenyum lalu irna pun
berdiri. dan dino pun juga berdiri.
“ir, tapi setidaknya kau menerima
coklat ini.” Dino memberikan coklatnya. “kita masih bisa bertemen kan?” tanya
dino.
Irna pun menerima coklat itu. “kau
memang orang yang baik dino!” kata irna.
Lalu irna pun menemui candra. Candra
yang sedang berada di perpustakaan pun melihat kehadiran irna. Candra pun
mengajak irna ke dalam perpustakaan.
“aku senang liat kamu masuk sekolah
lagi.” Ujar candra.
“aku mau bertanya padamu?” kata
irna.
“tanya apa? Bicara aja!” kata
candra.
“apa kau benar suka padaku?”
“tentunya ir, aku suka sama kamu.
Banget malah.” Candra pun bertanya. “memangnya kenapa?”
“aku beruntung bisa dekat denganmu.”
Kata irna sambil tersenyum.
“maksudnya?” tanya candra.
“aku juga suka sama kamu.” Jawab
irna.
“serius?” candra berteriak di dalam
perpustakaan. Seketika semua orang yang berada di dalam menatap candra
keanehan. Candra pun meminta maaf. Irna pun tertawa saat melihat perilaku
candra.
“sudah. Duduk saja.” Kata irna.
“artinya kamu menerima aku?” tanya
candra lagi yang masih penasaran.
“iya.” Kata irna.
Ada beberapa alasan mengapa irna
akhirnya memilih candra menjadi pacarnya. Candra merupakan orang yang sangat
begitu perhatian. Dia rela meluangkan waktunya yang sibuk untuk menjeguknya.
Selain itu karena candra selalu membuatnya bahagia dan tertawa. Sehingga dia
selalu tampak bahagia bersama candra.
Berbeda dengan dino. Yang memberikan
perhatiannya dengan semua yang dia punya. Dan karna hal itu, irna akn selalu
merasa berhutang budi akan semua yang di kasih dino. Dino terlalu baik untuk
hal itu.
Apapun alasanya.irna sudah memilih.
Dan itu adalah candra.
“kenapa kau menerimaku?” tanya
candra.
“karena sikap kamu. Tetaplah menjadi
candra yang ku kenal saat ini.” Kata irna tersenyum. Candra pun membalas
senyuman irna.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar